Selasa, 30 Juni 2009

Keseimbangan Hidup

Kalau mencermati realitas kehidupan yang terjadi dewasa ini, adalah sebuah paradoks bahwa bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang mayoritas penduduknya beragama, namun memiliki kedisiplinan yang sangat rendah diandingkan Negara tetangganya. Adalah sebuah paradoks, ketika masyarakat bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang taat beribadah, tempat-tempat ibadah agama selalu dipenuhi oleh jamaah, tetapi korupsinya dikenal sangat tinggi dan melebihi Negara tetangganya. Adalah sebuah paradoks, dimana Negara Indonesia dikenal dengan kekayaan sumber alamnya, tetapi masih banyak rakyatnya yang hidup dalam garis kemiskinan dan semakin sulit memenuhi kebutuhan pokoknya.

Dimana letak permasalahannya ? Menurut pendapat saya, salah satunya adalah masih banyaknya orang-orang yang mengartikan ibadah secara sempit belaka. Ibadah masih diartikan hanya sebatas kegiatan ritual keagamaan yang dilakukan di tempat-tempat ibadah semata. Nilai-nilai spiritualitas keyakinan keimanannya hanya didengungkan di tempat-tempat ibadah, sehingga begitu berada di luar tempat ibadah dan memasuki dunia kerja dan bisnis jauh dari nilai-nilai ibadah dan nilai-nilai spiritual. Ibadah hanya dianggap sebagai hubungan vertikal kepada Allah SWT saja, sehingga ketika berhubungan dengan orang lain melupakan nilai hubungan sosial yang tersalur lewat kehidupan kemasyarakatan.

Disnilah letaknya, perlunya kesadaran dari diri kita sendiri untuk menjalani keseimbangan hidup, baik untuk urusan duniawi maupun urusan ukhrawi. Artinya mampu mensinergikan antara nilai-nilai spiritualitas, ajaran-ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam karier, Bisnis maupun lainnya. Mampu membawa ajaran-ajaran agama atau nilai-nilai spiritualitas kedalam permasalahan kehidupan dunia, seperti dalam pekerjaan dan Bisnis.

Artinya seseorang yang memiliki keyakinan keimanan kepada Allah, ibadah dan keyakinan nilai-nilai spiritualitasnya selain untuk menunaikan kewajiban mengejar pahala akhirat kepada Allah swt, juga harus memberi makna bagi pahala dunia, yakni mengajarkan hidup bersih, hidup disiplin dan tidak tamak dan rakus. Ibadah yang dilakukannya selain berharap rahmat, ampunan, dan surga-Nya, juga harus memberi manfaat secara langsung kepada dirinya dan kepada masyarakt lingkungannya. Daslam melaksanakan pekerjaan dan Bisnis, selalu dilandasi oleh nilai-nilai keyakinan keimanan, sehingga tidak mudah dibelokkan oleh nafsu dan geo pribadi. Ibadah mampu menjadikan diri kita memiliki kepribadian unggul,memiliki sikap empati, dan punya kepedulian sosial tinggi.

Inilah sosok pribadi yang unggul yang dewasa ini sangat diperlukan bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Mereka yang memiliki keyakinan keimanan kepada Tuhan, taat melaksanakan kewajiban ibadah kepada Allah SWT, dan juga konsisten menerapkan nilai-nilai keimanan dan nilai ibadahnya dalam kegiatannya mencari kehidupan dunia. Kegiatannya dalam kehidupan dunia, sebagai professional, eksekutif, pelaku usaha atau bidang lainnya adalah perluasan dari tujuan mulia hidupnya hanya untuk mengabdi kepada Tuhan. Pribadi yang mampu mengendalikan nafsu dan ego pribadinya, mengedepankan nilai-nilai kejujuran, disiplin, keadilan, juga peka terhadap kehidupan sosial kemasyarakatan. Kehadirannya dapat memberikan rahmat dan manfaat kebaikan bagi orang-orang di sekitarnya.

Dari mana memulainya ? Tentunya dari diri kita masing-masing. Semoga kita semua dapat mencapainya. SEMOGA BERMANFAAT.

3 komentar:

  1. Betul, pemahaman yang sempit atas agama dan bersembunyi di balik agama adalah kebobrokan.
    entah mengapa, kejahatan atas kemanusian sekarang ini malah sering terdengar justru dari daerah "agamis", misal malaysia dan bangsa arab.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Kalau kita kembali ke tujuan kita diciptakan (mengabdi dan menyembah Allah) dan dan realitas ketika kita diciptakan (iblis selalu berusaha menjerumuskan)....kita harus mendekatkan diri kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa dengan sebenar-benarnya pemahaman pula....Dengan pemahaman yang benar kita makin membedakan kebaikan dan keburukan yang oleh campur tangan setan, perbedaannya semakin samar....semoga kita diselamatkan oleh-Nya...

    BalasHapus

MARI BERBAGI...TINGGALKAN KOMENTAR DI SINI...!